Tumpukankotoran burung merupakan Sumber Jawabannya adalah Fosfor. Fosfor memiliki daur fosfor. Fosfor di alam berasal dari pelapukan batuan mineral dan juga pelapukan bahan organik (diantaranya adalah kotoran makhluk hidup, terutama hewan di laut). Bermula dari Industri pupuk fosfat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, lalu tumbuhan dimakan oleh
Jakarta - Ilmuwan menemukan gundukan kotoran burung kondor Andes berusia tahun dalam sebuah gua di Patagonia utara, Argentina. Apa yang bisa dipelajari dari temuan ini?Burung kondor Andes Vultur gryphus merupakan salah satu burung terbang terbesar yang ada di dunia, dan burung pemakan bangkai terbesar di dari laman Live Science, Rabu 10/5/2023, tumpukan kotoran burung kondor Andes ini ditemukan dalam keadaan awet karena berada di lokasi endapan dari dalam gua sehingga terhindar dari angin dan hujan. Tumpukan kotoran burung ini berbentuk lingkaran dengan diameter 10 kaki atau 3 meter dan setinggi 10 inch atau 25 penelitian dalam jurnal Prosiding Royal Society B yang terbit 3 Mei 2023 lalu mengungkapkan bahwa usia kotoran ini telah menumpuk selama ribuan tahun."Dengan melihat lapisan yang berbeda, kita bisa kembali ke masa lalu. Kami melakukan penanggalan karbon untuk mengetahui umur sarangnya, yang lebih dari tahun," ungkap Matthew Duda, selaku penulis utama penelitian dan mahasiswa pascasarjana biologi di Queen's University di Kingston, Ontario, Pola Makan Burung Kondor AndesName Andean condor Foto Getty Images/iStockphoto/Patrick_GijsbersPara peneliti mengungkapkan fakta menarik setelah mengidentifikasi kotoran yang terawetkan ini. Peneliti menemukan bagaimana pola makan burung kondor Andes seiring berjalannya waktu dan perubahan habitatnya."Burung ini akan terbang di sepanjang pantai dan memakan bangkai ikan paus dan hewan asli seperti llama dan alpaca. Namun persebaran ternak seperti sapi dan domba lebih banyak ditemukan di Amerika Selatan, inilah yang membuat pola makan mereka berubah," kata mengungkapkan bahwa mereka menemukan adanya timbal dalam kotoran burung kondor Andes. Timbal ini kemungkinan adalah yang digunakan untuk membunuh hama. Bangkai hama yang mengandung timbal ini lantas dimakan oleh burung kondor Andes yang lantas mengeluarkannya melalui kotorannya."Kami melihat konsentrasi timbal di kotoran burung kondor Andes ini meningkat signifikan sekarang daripada di masa lalu," jelas beracun ini menjadi perhatian karena menurut daftar merah spesies terancam yang dipantau oleh International Union for Conservation of Nature IUCN, jumlah burung kondor Andes terus berkurang dan hanya ada sekitar spesies dewasa yang masih hidup di alam HabitatPara peneliti juga memperhatikan bahwa selama rentang waktu tahun, kira-kira antara 650 dan tahun yang lalu, burung condor sedikit banyak meninggalkan gua di mana tumpukan kotoran itu ditemukan, mengakibatkan akumulasi guano alias kotorannya turun drastis dari sekitar 3 kaki kubik 0,08 m3 per tahun menjadi 0,11 kaki kubik 0,003 m kubik per tahun."Kami mengukur peningkatan belerang dan natrium, yang keduanya terkait dengan aktivitas gunung berapi," kata vulkanik yang menyelimuti vegetasi di sekitarnya, membuat hewan herbivora terpaksa pergi mencari sumber makanan baru. Pemakan bangkai seperti kondor Andes ini mengikuti pula ke mana sumber makanan mereka pergi."Jelas bahwa tempat perkembangbiakan yang berkualitas sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies ini. Untuk mendukung upaya konservasi yang efektif, tempat bersarang dan bertengger burung ini membutuhkan perlindungan yang luas," tulis penulis penelitian dalam makalah mereka. Simak Video "Hobi Memelihara Burung Murai Batu yang Membawa Rezeki" [GambasVideo 20detik] nwk/nwk Olehkarena itu, pelajari cara mengusir kucing mulai dari yang sederhana sampai yang canggih. 1. Menebar Aroma Tertentu di Sekitar Rumah. Ternyata kucing tidak menyukai aroma tertentu yang berbau wangi. Jadi, Anda bisa menebar wewangian atau bahan-bahan sumber aroma, seperti lemon, menthol, hingga cabai.

Tumpukan kotoran burung merupakan Sumber...Jawabannya adalah FosforFosfor memiliki daur fosfor. Fosfor di alam berasal dari pelapukan batuan mineral dan juga pelapukan bahan organik diantaranya adalah kotoran makhluk hidup, terutama hewan di laut. Bermula dari Industri pupuk fosfat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, lalu tumbuhan dimakan oleh hewan herbivora. Tumbuhan dan hewan yang mati akan diurai oleh bakteri fosfat karena mengandung fosfat yang berasal dari pupuk. Lalu hewan akan menjadi bangkai dan tersisa tulangnya. Tulangnya akan menjadi endapan di laut dangkal lalu terbagi menjadi dua jalur. Ada yang menuju endapan laut dalam dan ada yang diserap oleh ikan, burung dan organisme lainnya yang berhabitat di laut. Lalu kedua itu akan mengendap jadi batuan fosfat, guano dan tulang yang akan dimanfaatkan menjadi industri pupuk fosfat XMapel BiologiKode Mapel 4Kategori Bab 9 - EkosistemKode Kategorisasi serupa dapat dilihat di,

16 Tumpukan kotoran burung merupakan sumbera. nitrogen b. sulfur c. fosfor d. oksigen e. karbon 17. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuka. H2S b. SO2 c. S d. SO4 e. SO42- 18. Bakteri Nitrosomonas bermanfaat dalam proses penyuburan tanah karena dapata.
L. Sympson Selama ribuan tahun, kondor Andean sering mengunjungi sarang di sisi tebing, menghasilkan tumpukan kotoran berbentuk cincin yang terus bertambah dari tahun ke tahun. ilmuwan lingkungan di Argentina melaporkan penemuan tumpukan kotoran burung kondor berusia tahun di pegunungan Andes. Temuan tersebut penting untuk para ilmuwan, agar mereka bisa mempelajari pola makan spesies, perubahan habitat dan lingkungan masa lampau. Memahami bagaimana hewan merespons perubahan lingkungan skala besar sulit dicapai karena data pemantauan jarang tersedia selama lebih dari beberapa dekade terakhir, jika ada. "Di sini, kami mendemonstrasikan bagaimana berbagai proksi palaeoekologi misalnya isotop, geokimia, dan DNA dari endapan kotoran burung Kondor Andean Vultur gryphus dari Argentina," tulis peneliti. Temuan tim ilmuwan tersebut telah mereka jelaskan di Proceedings of the Royal Society B belum lama ini. Jurnal tersebut diterbitkan dengan judul "A 2200-year record of Andean condor diet and nest site usage reflects natural and anthropogenic stressors" yang dapat diakses secara daring. Untuk diketahui, selama tahun terakhir, burung kondor Andean Vultur gryphus, di antara burung terbang terbesar yang diketahui di dunia, telah bersarang — dan membuang kotoran — di gua sisi tebing di Patagonia utara, Argentina. Sekarang para peneliti sedang mempelajari tumpukan besar kotoran burung atas untuk mempelajari lebih lanjut tentang spesies yang terancam punah dan bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungannya dari waktu ke waktu. Untuk mempelajari tumpukan kotoran berbentuk donat, yang berdiameter kira-kira 10 kaki atau sekitar 3 meter, para peneliti mengukirnya seperti kue, membuang sepotong kotoran sedalam 10 inci atau sekitar 25 sentimeter. Berkat lokasi endapan di dalam gua, kotoran yang terawetkan telah terlindung dengan baik dari angin dan hujan, memungkinkannya menumpuk selama ribuan tahun, menurut penelitian tersebut. "Dengan melihat lapisan yang berbeda, kita bisa kembali ke masa lalu," kata penulis studi utama Matthew Duda kepada Live Science. Duda adalah seorang mahasiswa pascasarjana biologi di Queen's University di Kingston, Ontario. "Kami menggunakan penanggalan karbon untuk mengetahui umur sarang dan tumpukan kotoran tersebut, yang berusia lebih dari tahun." Dengan memeriksa kotoran yang terawetkan dengan baik itu, tim menemukan bagaimana pola makan burung kondor berevolusi dari waktu ke waktu. "Burung kondor adalah pemulung, dan pada suatu waktu mereka akan terbang di sepanjang pantai dan memakan bangkai ikan paus dan spesies asli seperti llama dan alpaka," kata Duda. PROMOTED CONTENT Video Pilihan perhatikanciri-ciri ekosistem berikut. (1) curah hujan rendah, sekitar 25 cm/tahun. (2) suhu pada siang hari dapat mencapai 45 0 C. (3) suhu pada malam hari dapat mencapai 0 0 C. (4) didominasi tumbuhan semusim yang berukuran kecil. (5) hewan yang hidup, antara lain kadal, kalajengking, ular dan rodentia. Verified answer Tumpukan kotoran burung merupakan Sumber...Jawabannya adalah FosforFosfor memiliki daur fosfor. Fosfor di alam berasal dari pelapukan batuan mineral dan juga pelapukan bahan organik diantaranya adalah kotoran makhluk hidup, terutama hewan di laut. Bermula dari Industri pupuk fosfat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, lalu tumbuhan dimakan oleh hewan herbivora. Tumbuhan dan hewan yang mati akan diurai oleh bakteri fosfat karena mengandung fosfat yang berasal dari pupuk. Lalu hewan akan menjadi bangkai dan tersisa tulangnya. Tulangnya akan menjadi endapan di laut dangkal lalu terbagi menjadi dua jalur. Ada yang menuju endapan laut dalam dan ada yang diserap oleh ikan, burung dan organisme lainnya yang berhabitat di laut. Lalu kedua itu akan mengendap jadi batuan fosfat, guano dan tulang yang akan dimanfaatkan menjadi industri pupuk fosfat XMapel BiologiKode Mapel 4Kategori Bab 9 - EkosistemKode Kategorisasi serupa dapat dilihat di, Tumpukankotoran burung merupakan sumber 19. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk. 20. Mengapa bakteri Nitrosomas bermanfaat dalam proses penyuburan tanah 21. Sebutkan organisme yang pertama kali muncul pada peristiwa suksesi primer 22. Suksesi primer dapat terjadi pada 23. Sebutkan hewan yang termasuk predator 24. Pupuk telah lama dikenal sebagai salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini terkait dengan fungsi utama pupuk yaitu sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, yang akan semakin sedikit tersedia di alam karena diserap tanaman. Kebutuhan unsur hara dan ketersediaannya yang tidak seimbang di alam, membuat pupuk menjadi solusi atas masalah kecukupan kebutuhan unsur hara tanaman yang dibudidayakan. Pupuk terdiri dari beberapa jenis diantaranya pupuk alam atau pupuk buatan. Salah satu pupuk yang dapat dikategorikan sebagai pupuk alam adalah pupuk kandang yang terbuat dari kotoran burung puyuh. Hal ini dimanfaatkan oleh mahasiswa KKN UNY K2022-26162 Desa Gajahan, Colomadu, Karanganyar yang memakainya sebagai pupuk tanaman sayur di desanya. Mereka adalah Fauzan Margi Wijayanto prodi PGSD, Putri Oktaviani Pendidikan Luar Biasa, Krista Laila Afifah Pendidikan Administrasi Perkantoran, Kharisma Pendidikan Geografi, Luthfiana Nada Faiha Mufidah Ilmu Keolahragaan, Zaqya Risda Rakhmasari Pendidikan Akuntansi, Marini Azzah Afifah PJSD, Fahrul Ahmad Fauzi Pendidikan Teknik Informatika, Sekar Arum Purnama Jati Pendidikan Ekonomi dan Yahya Irawan Pendidikan Teknik Mesin. Menurut Fauzan Margi Wijayanto di Desa Gajahan banyak peternak burung puyuh sebagai sentra peternakan puyuh di Colomadu. “Hal yang menimbulkan masalah adalah saat limbah kotoran burung puyuh tersebut hanya dibuang di TPS dan belum dimanfaatkan secara optimal sehingga menimbulkan polusi udara karena bau yang tidak sedap” kata Fauzan, Jumat 23/9. Beberapa warga juga kedapatan masih banyak yang membuang limbah kotoran puyuh di sepanjang jalan menuju TPS ataupun di sungai sehingga menimbulkan permasalahan baru. Ketika peternakan puyuh masih menjadi sektor utama di Desa Gajahan, desa ini mampu menghasilkan limbah kotoran burung puyuh sekitar 1 ton setiap minggunya, namun dengan berkurangnya jumlah peternak puyuh dan tingginya biaya produksi yang digunakan dalam beternak puyuh maka di Desa Gajahan saat ini hanya menghasilkan sekitar 400 kg - 500 kg setiap minggunya. Putri Oktaviani menambahkan ketika musim kemarau tiba dan limbah kotoran puyuh itu kering terdapat beberapa petani di daerah Cepogo, Boyolali yang mengambil limbah kotoran burung puyuh tersebut untuk dijadikan pupuk sayur. “Namun dalam proses pemanfaatan pupuk ini membutuhkan jeda waktu yang cukup lama antara proses penebaran dengan waktu tanam karena pupuk yang belum difermentasi” katanya. Sementara itu, Kelompok Wanita Tani KWT di Desa Gajahan juga belum memanfaatkan limbah kotoran burung puyuh tersebut untuk bercocok tanam. Meskipun beberapa sudah pernah mencoba memanfaatkan, usaha tersebut gagal dikarenakan limbah kotoran burung puyuh yang belum diproses mempunyai suhu dan amonia yang tinggi sehingga mematikan tanaman. Oleh karena itu mahasiswa KKN UNY berinisiatif untuk mengolahnya menjadi pupuk. Krista Laila Afifah mengatakan proses pengolahan pupuk ini dibantu oleh salah satu perangkat desa yang berpengalaman kerja di salah satu pabrik pupuk di Klaten. Proses pengolahan limbah menggunakan formula yang memanfaatkan cairan EM4, glukosa dan bubuk Trichoderma. Obat tersebut merupakan obat yang cukup murah dan dapat digunakan untuk menurunkan amonia dan membantu proses fermentasi sehingga bisa dijadikan sebagai pupuk kandang siap pakai. Dalam pelaksanaannya 1 botol EM4 dapat digunakan untuk memfermentasi sekitar 1 ton kotoran puyuh dengan lama proses fermentasi selama 1-2 minggu. Cara membuatnya, sebelum di fermentasi limbah kotoran burung puyuh dikeringkan dengan cara dijemur. Lalu bubuk trichoderma dicampurkan ke dalam limbah kotoran burung puyuh yang sudah kering. Selanjutnya cairan EM4 dicampur dengan glukosa dan air dengan perbandingan 1150 dan disemprotkan pada limbah kotoran burung puyuh yang sudah dikeringkan. Setelah itu pupuk dimasukkan ke karung dan ditunggu 1-2 minggu. Setelah proses fermentasi pupuk siap digunakan. Menurut Kharisma pemanfaatan pupuk yang sudah jadi akan dimanfaatkan oleh KWT untuk menambah kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian khususnya oleh KWT di Desa Gajahan. Selain itu mahasiswa KKN di Desa Gajahan juga berencana untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada anggota KWT mengenai pembuatan dan pemanfaatan pupuk kandang dari limbah kotoran puyuh sehingga program tersebut dapat berlanjut dan bermanfaat setelah mahasiswa KKN sudah selesai mengabdi di Desa Gajahan. Kaur Umum Desa Gajahan Bambang Tri Admojo memaparkan jumlah kotoran puyuh yang terkumpul setiap tiga hari sekali itu berkisar 300 kilogram. Yang berpotensi diolah menjadi pupuk sekitar 75%-nya karena sisanya masih banyak partikel pakan yang tidak sempurna dicerna. Kepala Desa Gajahan Lilis Nuryanti berharap agar adanya mahasiswa KKN UNY selain dapat membagi ilmu tentang pembuatan pupuk kandang dari kotoran puyuh juga dapat membantu mengenalkan Gajahan di dunia luar dengan pembuatan website yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Penulis Dedy Editor Ardi . 232 46 480 23 176 301 321 360

tumpukan kotoran burung merupakan sumber